Berhenti meroko itu memang susah, demikian klaim banyak pecandu roko. karena itu, banyak dari mereka jadi beralih ke rokok elektronik. Produsen rokok elektronik, salah satunya Craig Youngblood, menyatakan bahwa produknya lebih aman daripada rokok tembakau dan bebas polusi karena hanya mengeluarkan uap, bukan asap.
Maka dari itu, simak penjelasan singkat dibawah ini dan semoga bisa dipahami.
Pro dan Kontra
Menurut Dr. Jonathan Samet, Dokter ahli paru dari university of Southeren California, tubuh akan cepat beradaptasi setelah berhenti meroko. Dalam 1 bulan, paru-paru akan mendorong keluar racun-racun sehingga anda bisa bernapas lebih lega. pecandu yang berhenti sebelum 40 tahun akan hidup sesehat mereka yang tida pernah meroko.
kami tida terlalu yakin dengan klaim produsen roko elektronik.
tida ada data memadai yang bersifat jangka panjang untuk yakin apakah roko elektronik lebih baik dari roko konvensional. Faktaya, ada kampanye dengan menampilkan kejadian yang dialami oleh seorang wanita bernama Kristy. Ia menggunakan dua jenis rokok, elektronik dan tembakau, dan mengalami gagal paru di usia 33 tahun. Murni karena rokok tembakau atau kondisinya diperparah oleh rokok elektronik? Kami belum tahu,” jelas Dr jonathan.
Satu peneliti ilmiah kecil yang menunjukan bahwa dalam jangka panjang, tingkat kerusakan paru yang di sebabkan oleh roko elektronik lebih rendah dari pada yang di akibatkan oleh roko temabakau. Jed Rose, profesor ahli prilaku pecandu dari Duke University membenarkan bahwa karbon monoksida dari roko elektronik lebih sedikit daripada roko konvensional.
Stop sama sekali
Itulah yang terbaik yang sebaiknya dilakukan oleh para pecandu. Berdasarkan rekomendasi Kementrian Kesehatan, Menteri Perdagangan RI akan melarang impor rokok elektronik. Rokok ini dianggap sama bahaya dari rokok tembakau. Jika ada rokok elektronik beredar di pasaran, bisa dipastikan itu ilegal dan tidak terjamin keamanannya.
WHO pun berpendapat serupa. Badan Kesehatan Dunia ini anjuran untuk tida menggunakan roko elektrik terutama di dalam ruangan karena bisa mengeluarkan racun seperti rokok biasa. Meski tidak mengeluarkan asap, uap rokok elektrik yang mengandung zat kimia berbahaya juga dapat menimbulkan polusi udara.
pusat pencegahan dan pengendalian penyakit amerika serikat (CDC) menyatakan, jumlah pasien yang keracunan nikotin cair yang ada dalam roko elektronik meningkat.pada tahun febuari 2014 terdapat 215 pengaduan telepon terkait roko ini. padahal, pada september 2010 hanya ada satu pengaduan. korban keracunan nikotin cair bervariasi antar anak berumur lima hingga 20 tahun.
Berkaca pada kejadian tersebut, orangtua disarankan untuk ikut mengawasi agar anak-anaknya tidak membeli, menggunakan dan mengakses rokok elektronik.